Rabu, 14 Desember 2011

ASUHAN KEperawatan Pada Ikterus Neonartum

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Ikterus Neonatorum adalah iketrus yang mempunyai dasar patologis / kadar bilirubin yang mencapai nilai yang disebut Hyperbilirubinemia (Purnawan Junaedi ;1995)

Berdasarkan hasil pendataan epidemiologi di Ruang Perawatan IV RS. Dustira menunjukkan bahwa jumlah pasien anak dengan ikterus neonatorum satu tahun terakhir sebanyak 78 anak dengan rata-rata 6 anak setiap bulannya.

Mahasiswa akademi perawat dalam melaksanakan praktek tentang Perawatan Kesehatan Anak harus mampu menguasai tehnik perawatan dengan melakukan kompetensi sesuai dengan tugasnya yaitu melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif agar klien dapat meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.

B. Ruang Lingkup Masalah

Dalam laporan ini ditetapkan cara-cara pengkajian data dasar kepada pasien setelah menetapkan pengkajian diteruskan dengan menegakkan diagnosa keperawatan, dilanjutkan dengan menetapkan tujuan, intervensi dan diimplementasikan lalu membuat evaluasinya.

Berdasarkan deskripsi mata kuliah Perawatan Kesehatan Anak yang berisi kompetensi yaitu mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan klien sesuai dengan kebutuhannya :

a. Melakukan pengkajian

b. Menegakkan diagnosa keperawatan

c. Menetapkan intervensi keperawatan

d. Melaksanakan implementasi

e. Membuat evaluasi dan catatan perkembangan

C. Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata dalam membuat dan melaksanakan asuhan keperawatan.

b. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pasien.

2. Mahasiswa mampu menganalisis data dan membuat prioritas masalah

3. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan.

4. Mahasiswa mampu membuat perencanaan tindakan keperawatan

5. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan perawatan sesuai perencanaan.

6. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan keperawatan.

7. Mahasiswa mampu membuat dokumentasi asuhan keperawatan.

D. Rumusan Masalah

a. Konsep dasar penyakit dan penatalaksanaan asuhan keperawatan

b. Asuhan Keperawatan sesuai kebutuhan dasar manusia

E. Metode Penulisan

Laporan ini disusun secara narasi deskriptif yang diperoleh berdasarkan metode studi lapangan dengan menggunakan Ruang Perawatan IV sebagai lahan praktek, anamnesa, observasi dan pemeriksaan fisik, juga studi dokumentasi dengan melihat catatan medik klien, dan studi literatur dengan menggunakan buku-buku sumber sebagai bahan acuan praktek.

F. Sistematika Penulisan

Bab Satu membahas pendahuluan yang mengemukakan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan. Bab Dua membahas tinjauan teoritis mencakup konsep dasar penyakit, etiologi, penatalaksanaan, patologi, pengobatan dan penatalaksanaan asuhan keperawatan. Bab Tiga menguraikan proses keperawatan dari pengkajian, diagnosa, rencana keperawatan, pelaksanaan tindakan, evaluasi dan catatan perkembangan. Bab Empat membahas penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

IKTERUS NEONATORUM

Billirubin dalam darah mengalami proses dan berubah menjadi billirubin direct. Billirubin direct kemudian diekskresikan ke usus dan sebagian dikeluarkan dalam bentuk billirubin direct dan sebagian lagi dalam bentuk sterkobilin, bila terjadi hambatan/gangguan dalam usus maka oleh pengaruh enzim B glukorodinasi billirubin sebagian dirubah menjadi billirubin indirect yang kemudian diserap ke sirkulasi darah.

Billirubin ini kemudian diangkut ke hepar untuk di proses lagi, pada janin sebagian billirubin ini diekskresikan ke plasenta. Pada BBL ekskresi melalui plasenta terputus sehingga masuk lagi ke hepar. Karena itu bila fungsi hepar belum sempurna/ terdapat gangguan, misal : hypoxia, kekurangan glukosa maka kadar billirubin indirect dalam darah meningkat yang dapat menimbulkan icterus.

A. TANDA-TANDA

- Timbul pada hari ke-2 dan ke-3

- Kadar billirubin direct tidak melebihi 10 mg % pada neonatus cukup bulan dan 12,5 mg % pada neonatus kurang bulan.

- Kecepatan peningkatan kadar billirubin tidak melebihi 5 mg % /hari.

- Kadar billirubin direct tidak melebihi 1 mg %.

- Icterus menghilang pada 10 hari pertama.

- Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis.

B. PENYEBAB

- Penambahan volume sel darah

- Umur sel darah merah janin yang pendek

- Billirubin meningkat karena sel yang rusak

- Meningkatnya reabsorpsi billirubin dari usus

- Pemberian minum terlambat

C. PENATALAKSANAAN

- Pemberian ASI diteruskan

- Bayi ditidurkan di dekat jendela untuk mendapatkan sinar matahari

ICTERUS PATOLOGIS

A. Definisi

Adalah icterus yang mempunyai dasar patologis/kadar billirubin mencapai nilai yang disebut hyperbillirubinemia.

B. Patofisiologi

Sama dengan icterus fisiologi.

C. Tanda

- Icterus terjadi 24 jam pertama

- Kadar billirubin indirect melebihi 10 mg % /hari

- Peningkatan billirubin lebih dari 5 mg % /hari

- Icterus menetap sesudah 2 minggu pertama

- Kadar billirubin indirect melebihi 1 mg %

- Mempunyai hubungan dengan proses patologis

D. PENYEBAB

- Terjadi penghancuran eritrosit yang hebat

- Fungsi hepar belum sempurna

- Terlambat mengikat tali pusat

- Hypoxia

E. PENATALAKSANAAN

- Berikan banyak minum ASI

- Pemberian fototherapi

- Pemberian plasma/albumin 1 gr/kg BB

- Tranfusi tukar

- Test diagnostik

Apabila bayi hari pertama sudah kuning dan 3 hari masih dalam keadaan kuning bayi segera dirujuk ke RS.

ASKEP PADA BAYI DENGAN ICTERUS NEONATORUM

A. PENGUMPULAN DATA

1. Data subyektif :

- Biodata

- Anamnesa

- Keluhan utama

2. Data objektif

- Kulit kuning

- Malas minum

- Tidak mau menghisap

- Lethargi

- Suhu tidak stabil

- Kadar billirubin direct dan indirect meningkat

B. INTERPRETASI DATA

1. Kulit kuning

2. Suhu tidak stabil

3. Reflek menghisap kurang

C. ANTISIPASI MASALAH

1. Potensial icterus patologis

2. Potensial terjadinya penurunan BB patologis

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI.A

DENGAN ICTERUS NEONATORUM

DI RUANG IV RS DUSTIRA

I. PENGKAJIAN

A. Biodata

Nama : By. W

Tgl lahir : 20 Desember 2001 (9 hari)

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak ke : Satu

Tgl masuk RS : 30 – 12 - 2001

Tgl dikaji : 01 – 01 - 2001

Diagnosa medis : Icterus neonatorum

No Reg : 0021/D/01/02

Penanggung jawab

Nama Bapak : Tn. Ade

Umur : 27 thn

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA



Text Box: 8

Pekerjaan : TNI AD

Suku Bangsa : Sunda

Alamat : Jl. Sangkuriang No.38 Rt: 06/02 Cimahi

Nama Ibu : Ny. Mira

Umur : 24 thn

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : IRT

B. Alasan Masuk Rumah Sakit

Ibu membawa bayinya ke rumah sakit karena bayinya terlihat kuning sejak usia 10 hari, dan bayinya tampak lemah.

C. Keluhan Utama

Sejak usia 10 hari bayi terlihat kuning dan lemah, hingga bayi tidak mau menetek, warna kuning terlihat jelas terutama di daerah wajah dan sklera.

D. Riwayat Penyakit

1. Riwayat Penyakit Yang Lalu

Ibu mengatakan bayinya tidak mempunyai penyakit apapun sejak dilahirkan

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Ibu mengatakan bayinya terlihat kuning dan menjadi lemah sejak usia 10 hari, hingga bayi tidak mau menetek, warna kuning terlihat jelas di daerah wajah dan sklera

E. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga belum pernah ada yang menderita penyakit menular baik pernafasan ataupun pencernaan, tidak ada riwayat gangguan kardiovaskuler, tidak riwayat penyakit keturunan dan tidak ada riwayat hepatitis.




Keterangan :

: Laki-laki : Hubungan perkawinan

: Perempuan : Tinggal serumah

: Klien

F. Riwayat Kehamilan

1. Pre Natal

a. Kehamilan : merupakan kehamilan yang pertama dan sangat diharapkan.

b. Penerimaan Kehamilan : Ibu sangat senang dengan kehamilannya dan sangat diharapkan.

c. Gizi Ibu Selama Hamil : Baik, Ibu mengatakan selama hamil selalu mengkonsumsi makanan bergizi (sayuran, ikan, susu, buah).

d. Kesehatan Ibu Selama Hamil : Saat hamil ibu dalam keadaan baik, tidak mengalami gangguan kesehatan.

e. Makanan Yang Dipantang : Tidak ada, kecuali makanan pedas.

f. Pertambahan BB : BB ibu selama hamil 11,5 kg.

g. Keluhan Selama Hamil : Ibu mengeluh mual dan muntah pada trimester pertama, pada trimester selanjutnya ibu mengeluh aktifitas terganggu dengan perutnya yang besar.

h. Obat-obat Yang Pernah Diminum : Ibu mengkonsumsi zat besi 1x1 tab.

i. Penyakit Kehamilan : Ibu mengatakan tidak menderita penyakit apapun selama hamil.

j. Imunisasi TFT :

1). TFT I pada umur kehamilan 5 bulan

2). TFT II pada umur kehamilan 6 bulan

2. Natal

a. Bayi lahir ditolong bidan di ruang bersalin RS Dustira.

b. Jenis persalinan spontan.

c. Keadaan waktu bersalin : Ibu dalam keadaan sehat.

d. APGAR score : 1 menit (8), 5 menit (9).

e. BB Lahir : 2900 gr.

f. PB Lahir : 50 cm.

g. Posisi janin waktu lahir : Posisi foetal

3. Post Natal

a. Kesehatan Ibu : Setelah melahirkan ibu tidak mengalami gangguan kesehatan, tidak mengalami perdarahan atau komplikasi lainnya.

b. Kesehatan Bayi : Bayi lahir dengan sehat, bayi langsung menangis.

c. Nutrisi (colostrum) : Diberikan segera setelah lahir.

d. Reflek Fisiologis :

1. Moro : Ada

2. Sucking : Ada, kurang

3. Grasping : Ada

4. Rooting : Ada

5. Tonick Neck : Ada

6. Babinski : Ada

G. Data Biologis Ibu

1. Nutrisi

a. Makan

- Frekuensi : 3x sehari

- Jenis : Nasi, sayur, lauk, buah.

- Porsi : 1 porsi habis

- Makanan Pantangan : Tidak ada

b. Minum

- Frekuensi : 6-8 x sehari

- Jenis : Air putih dan susu

- Jumlah : 1500-2000 ml/hari

2. Istirahat Tidur

- Tidur Malam : 5-6 jam

- Tidur Siang : 1-2 jam

- Gangguan : Ada, bayi sering menangis

3. Aktifitas : Ibu Rumah Tangga

H. Data Biologis Anak

No

Pola Kebiasaan

Di Rumah

Di RS

1

2

3

4

1

2

Nutrisi

a. Jenis susu yang diberikan

b. Cara pemberian

c. Umur mendapat makanan tambahan

d. Reaksi pada waktu menetek

Eliminasi

a. BAB

- Frekuensi

- Konsistensi

- Warna

- Bau

b. BAK

- Frekuensi

- Warna

- Bau

ASI

Ad libitum

Belum mendapat makanan tambahan

Tidak ada reaksi muntah, reflek sucking kurang

1 – 2 x/hari

lembek

Kuning tengguli

Tidak berbau

8 – 9 x/hari

Jernih

Tidak berbau

ASI

Ad libitum

Belum mendapat makanan tambahan

Tidak ada reaksi muntah dan refleksucking baik.

1 – 2 x/hari

lembek

Kuning tengguli

Tidak berbau

10 – 11 x/hari

Jernih

Tidak berbau

1

2

3

4

3

4

5

Istirahat dan tidur

a. Tidur malam

b. Gangguan tidur

c. Tidur siang

d. Tidur dengan siapa

e. Kebiasaan sebelum tidur

Bermain dan rekreasi

Kebersihan

9-10 jam

Tidak ada

8-10 jam

Ibunya

Menetek

Belum tampak

Ibu memandikan bayinya 2x sehari dan mengganti pakaian/popok setiap habis mandi/BAB/BAK

9-10 jam

Tidak ada

8-10 jam

Dalam inkubator

Menetek

Belum tampak

Ibu hanya menyeka bayinya 2x sehari dan mengganti pakaian/popok setiap habis mandi/BAB/BAK

I. Tumbuh Kembang/DDST

1. Motorik Kasar : Belum nampak

2. Motorik halus : memandang, bersuara tetapi bukan menangis

3. Perkembangan bicara dan bahasa : Belum nampak

4. Perkembangan emosi dan hubungan sosial : Belum nampak

J. Riwayat Imunisasi

Bayi belum mendapat imunisasi dasar maupun ulangan

K. Kepribadian dan Riwayat Sosial

Yang mengasuh/merawat anak : Ibu kandung

L. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : Baik, kesadaran compos mentis

2. Antropometri :

a. BB : 3050 gr

b. TB : 52 cm

c. LK : 35 cm

d. LLA : 10 cm

e. LD : 31 cm

f. LP : 34 cm

3. Tanda Vital :

S : 36,50C N : 136 x/mnt

R : 45 x/mnt TD : Tidak dilakukan pemeriksaan

4. Pemeriksaan Umum

a. Kepala

Bentuk tampak simetris, rambut hitam, tidak nampak cephal haematoma, LK 35 cm, tidak tampak hydrocephalus, fontanel belum menutup, caput cecudanum ada.

b. Mata

- Bentuk dan gerak mata : bentuk simetris, reflek mengedip dan melirik masih kurang.

- Konjunctiva : tidak anemis

- Sklera : ikterik

- Pupil : reflek cahaya baik

- Lensa : tampak bening

- Kelopak mata : tampak simetris, dapat menutup rapat, reflek mengedip ada

c. Hidung

- Mukosa : lembab, tidak tampak lesi atau massa

- Septum : simetris

- Bulu hidung : tampak distribusi merata

- Penyumbatan, perdarahan, sekret : tidak nampak

d. Mulut

- Warna : merah muda

- Lidah : tampak simetris, warna merah muda, tidak nampak lesi, massa atau beslag

- Gigi : belum tumbuh

- Bibir : Tampak simetris, warna merah muda, tidak tampak lesi atau massa

e. Telinga

- Bentuk dan besar : tampak simetris dan proporsional

- Letak : kanan dan kiri, spina sejajar dengan ujung mata

- Daun telinga : tampak menonjol

- Tidak nampak ada benjolan massa

- Membran telinga : tampak utuh, bening/transparan

- Tidak tampak sekret dan tidak bau

f. Leher

- Gerakan leher : menengok ke kanan atau ke kiri, reflek tonick neck ada

- KGB / Kelenjar tiroid : tidak teraba

- Vena jugularis : tidak meningkat

- Tidak tampak oedem, massa / lesi.

g. Dada

Gerak dan bentuk simetris, tidak tampak retraksi dinding dada, tidak tampak lesi/massa

Pola nafas teratur, bunyi nafas vesikuler, frekuensi nafas 45 x/mnt, tidak terdengar wheezing, ronchi, krepitasi/stridor.

h. Perut

- Inspeksi : warna kulit sama dengan permukaan tubuh yang lain, tampak ikterik, kelembaban baik, tampak cembung, simetris, tali pusat sudah lepas, tidak tampak lesi.

- Auskultasi : bising usus 10 – 11 x/mnt

- Perkusi : bunyi perkusi pekak

- Palpasi : tidak teraba massa, hepar atau lien

i. Kulit

Tampak ikterik diseluruh tubuh terutama wajah, kelembaban baik.

j. Ekstremitas

- Atas : Gerak aktif, jumlah jari dan kuku lengkap, tidak tampak sianosis, reflek grasping baik.

- Bawah : Gerak aktif, jumlah jari dan kuku lengkap, tidak tampak sianosis, reflek babinski baik, tidak tampak lesi.

k. Genetalia dan Rectum

Tidak ada kelainan, labia mayora menutup labia minor, lubang anus ada.

M. Reaksi Hospitalisasi

Bayi tampak bergerak-gerak seperti gelisah.

N. Data Penunjang

Tanggal 3 – 1 – 2002 Nilai Normal Interpretasi

- Bilirubin Total 8,87 mg/dl 0,3-1,3 mg/dl Abnormal

- Bilirubin Direct 0,59 mg/dl 0-0,25 mg/dl Abnormal

O. Therapi

- ASI

- Fototerapi

II. ANALISIS DATA

No

Data Senjang

Kemungkinan Penyebab

Masalah

1

2

3

4

1.

DO :

- Sklera ikterik

- Wajah dan permukaan kulit tubuh yang lain tampak ikterik

- Bilirubin total 8,87 mg/dl

- Bilirubin Direct 0,59 mg/dl

Fungsi hepar belum sempurna

Proses metabolisme bilirubin terganggu

Bilirubin darah meningkat

Ikterus

Gangguan Metabolisme

DS :

Ibu mengatakan bahwa bayinya sejak usia 5 hari terlihat kuning

2.

DO :

- Reflek sucking kurang

- Bayi tampak malas minum

- BB : 3100gr menjadi 3050 gr

DS :

Ibu mengatakan bayi nya malas minum

Bayi malas minum

Reflek sucking kurang

Nutrisi kurang

BB turun

Resiko tinggi terjadinya penurunan BB patologis

3.

DO : - Mata tidak ditutup gaas

- Genetalia tidak ditutup gaas

- Bayi mendapat fototerapi

Fototerapi

Ultra Violet

Sel-sel berubah bentuk

Kerusakan organ penglihatan dan genetalia

Resiko tinggi kerusakan mata dan genetalia

III. DIAGNOSA PERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH

1. Gangguan metabolisme bilirubin berhubungan dengan belum sempurnanya fungsi hati

2. Resiko tinggi terjadinya penurunan BB berhubungan dengan bayi malas minum.

3. Resiko tinggi kerusakan mata dan genetalia berhubungan dengan fototherapi


IV. NURSING CARE PLAN

No

Tgl/jam

Diagnosa Keperawatan

Perencanaan

Tujuan

Intervensi

Rasionalisasi

1

2

3

4

5

6

1.

30-12-01

Gangguan metabolisme bilirubin berhubungan dengan fungsi hepar belum sempurna yang ditandai dengan :

- Sklera ikterik

- Wajah dan permukaan kulit tubuh yang lain tampak ikterik

- Bilirubin total 8,87 mg/dl

- Bilirubin Direct 0,59 mg/dl

- Ibu mengatakan bahwa bayinya tampak kuning sejak usia 5 hari.

Gangguan metabolisme tidak terjadi dengan kriteria :

Jangka pendek

- Ikterus menghilang pada hari ke-10

- bilirubin direct tidak lebih dari 1 mg/dl

- Tidak terjadi peningkatan kadar bilirubin sampai 5 mg/dl dalam 24 jam

¨ Jangka panjang:

Bayi tidak ikterik setelah 10 hari

- Anjurkan kepada Ibu agar memberi ASI sesering mungkin

- Kolaborasi dengan Dokter untuk mendapatkan terapi sinar

- Kolaborasi dengan Dokter tentang pemeriksaan kadar bilirubin secara periodik

- Zat-zat yang terdapat didalam ASI/colostrum dapat memberi kekebalan terhadap tubuh bayi dan membantu proses perubahan bilirubin direct menjadi bilirubin indirect didalam usus yang akan diserap kembali oleh usus dan masuk kedalam hati atau dieksresikan melalui urine.

- Terapi sinar dapat menimbulkan dekomposisi bilirubin yang sulit larut dalam air menjadi senyawa dipirol yang mudah larut dalam air dan diekskresikan melalui urine/tinja, sehingga kadar bilirubin menurun.

Terapi sinar juga dapat meningkatkan kadar bilirubin indirect dalam empedu duodenum sehingga cairan empedu bertambah dalam usus dan peristaltik meningkat sehingga bilirubin dikeluarkan melalui feces.

- untuk mengetahui kadar bilirubin dalam tubuh bayi sehingga dapat dilakukan antisipasi jika kadar bilirubin meningkat.

1

2

3

4

5

6

2.

3.

Resiko terjadinya penurunan BB patologis berhubungan dengan bayi malas minum yang ditandai dengan :

- Bayi tampak malas minum

- Reflek sucking kurang

- BB lahir : 2900 kg

- BB sekarang : 3100 kg

- Ibu mengatakan bayinya malas minum/ menetek

Resiko kerusakan pada mata dan genetalia berhubungan dengan efek samping fototherapi yang ditandai dengan :

- Mata tidak ditutup gaas

- Genetalia tidak ditutup gaas

- Bayi di fototherapi

Penurunan BB patologis tidak terjadi dengan kriteria :

- Bayi mau menetek tanpa muntah

- Reflek sucking baik

- BB bertambah

Resiko kerusakan pada mata dan genetalia tidak terjadi dengan kriteria :

- Jangka pendek

Mata dan genetalia tertutup oleh kain gaas

- Jangka panjang

Kerusakan mata dan genetalia tidak berkelanjutan

- Berikan ASI terus-menerus

- Timbang BB setiap hari

- Catat hasil timbangan BB

- Berikan makanan yang bergizi/TKTP pada ibu

- Tutup mata dan genetalia dengan gaas

- Perhatikan perubahan perilaku dan tanda lethargi

- Kandungan ASI banyak terdapat zat-zat nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi dan ASI merupakan satu-satunya sumber nutrisi bagi bayi.

- Dengan menimbang berat badan setiap hari dapat diketahui perubahan BB bayi setiap hari.

- Dengan mencatat hasil penimbangan BB dapat diketahui kenaikan atau penurunan BB bayi.

- Ibu menyusui membutuhkan banyak nutrisi untuk mempertahankan produksi dan kualitas ASI yang dibutuhkan oleh bayinya.

- Mencegah kemungkinan kerusakan selaput retina pada dan genetalia sehingga saat fototherpi sinar tidak menembus jaringan.

- Perubahan ini bermakna pada posisi pigmen empedu pada basal gangglia dan terjadi kernig uterus.


V. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No

Implementasi

Evaluasi

1

2

3

Tgl 1 – 1 – 2002

- Memberitahukan kepada ibu agar memberi bayinya ASI sesering mungkin, dan berikan HE tentang manfaat ASI.

- Memberikan fototherapi pada bayi.

- Memeriksa kadar billirubin bayi secara periodik.

Tgl : 1 – 1 – 2002

- Mengingatkan pada ibu agar ibu selalu menyusui bayinya sesering mungkin.

- Menimbang BB bayi setiap hari dan mencatatnya.

- Menghidangkan makanan TKTP pada ibu.

Tgl : 1-1-2002

- Menutup mata dan genetalia dengan gaas

- Memperhatikan perubahan perilaku atau tanda lethargi

Tgl 1 – 1 – 2002

S : Ibu menyatakan mengerti manfaat ASI.

- Ibu menyusui bayinya.

O : Bayi mandapat therapi :

· ASI

· Fototherapi

Hasil laboratorium : billirubin direct 0,56 mg/dl

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

Tgl : 1 – 1 – 2002

S : - Ibu mengatakan selalu menyusui bayinya

- Ibu menyatakan mengerti manfaat makanan bergizi.

O : - Ibu tampak menyusui bayinya

- BB : 3100 gr

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

Tgl : 1 – 1 - 2002

S : -

O : Mata dan genetalia tertutup oleh gaas

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

VI. CATATAN PERKEMBANGAN

No

Catatan Perkembangan

Paraf

1

2

3

Tgl : 2– 1 – 2002

S : Ibu mengatakan bayinya sudah mau menetek

O : - Billirubin direct 0,59 mg/dl

- Bayi tidak tampak ikterik

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

I : -

E : Klien boleh pulang seijin dokter

S : Ibu menyatakan selalu menyusui bayinya

O : BB : 3050 kg

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

I : -

E : Klien boleh pulang

S : -

O : Mata dan genetalia tertutup gaas

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan.

DAFTAR PUSTAKA

Junaedi. P, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta,Auskulapus

Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit, Jakarta, EGC, 1995

Yoke , Catatan Penyakit Anak, Semester V, Cimahi, 2002

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

PADA BAYI. W DENGAN IKTERUS NEONATORUM

DI RUANG PERAWATAN IV RS DUSTIRA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perawatan Kesehatan Anak

Semester V

Disusun Oleh :

NUGRAHA SAFARI

NIM. 99036

AKADEMI PERAWATAN RUMAH SAKIT DUSTIRA

CIMAHI

2001

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Ruang Lingkup Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Rumusan Masalah

1.5 Metode Penulisan

1.6 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi

2.2 Tanda-tanda

2.3 Ikterus Patologis

2.4 Askep pada bayi dengan ikterus neonatorum

BAB III TINJAUAN TEORITIS

3.1Pengkajian

3.1 Analisis Data

3.2 Diagnosa Keperawatan

3.3 Nursing Care Plan

3.4 Implementasi dan Evaluasi

3.5 Catatan Perkembangan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

1 komentar: